Senin, 12 Desember 2011

Sejarah terbentuk

KE-IMDI-AN
M.Kasim Abu Bakar

Pengantar

v ikatan mahasiswa  DDI (IMDI) adalah salah satu badan otonom DDI yang menghimpun dan membina mahasiswa DDI untuk kembali mengabdi di darud dawah wal irsyad.
v IMDI didirikan pada tnggal 12 rajab 1388 H. brtepatan dengan 10 Oktober 1969 M.
Pada muktamar DDI  XI di watangsoppeng. {PD-IMDI Bab 1 pasal 1 ayat  2}
v IMDI bertujuan untuk membina generasi muda menjadi kader bangsa yang cerdas, tangguh, dan bertakwa kepada Allah SWT dalam mnjlankan ajaran islam berdasarkan Al Qur an dan ahlu sunnah wal jamaah.
v Keberadaan IMDI dlam jajaran organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan telah terdaftar sebagai anggota pleno DPD KNPI SUL-SEL dan smentara diproses manjadi anggota pleno KNPI Pusat.

SEKILAS TENTANG PERKEMBANGAN IMDI

v IMDI pada awal periode kepengurusannya masih bersifat perwakilan mahasiswa DDI untuk mengikuti Muktamar DDI, blum eksis secara organisatoris.
v Perkenbangan IMDI dari awal hingga memasuki periode ke-4 lebih bnayak menitik beratkan perhatian dan pengembangan DDI secara keseluruhan sehingga kelihatan sangat lamban dlam menangani masalah pengembangan struktur organisasi dan kelembagaan.
v Eksistensi IMDI sabagai sebuah organisasi kader Yng berbasis kemahasiswaan nanti trlihat pada tahun 1980-an. Setelah mncoba malakukan kegiatan kaderisasi, tetapi masih sangat terbatas pada daerah tertentu sperti pare-pare, barru, pangkep, dan ujung pandang.
v Setelah Muktamar DDI XVII di sudiang Kotamadya Ujung pandang, IMDI berusaha menunjukkan kreativitasnya dengan memindahkan secretariat puduk pimpinan dari kotamadya pare-pare bersamaan dengan pindahnya secretariat PB DDI ke ujung pandang.
v IMDI pda periode 1993-1998 telah mengalami perkembangan di beberapa daerah strategis seperti Sulawesi tengah dan Kalimantan timur dan pucuk pimpinan ini sempat melakukan kegiatan “rihlah ilmiah” ke Kalimantan timur. Pada periode ini pula, IMDI cukup banyak menelorkan kadernya melalui kegiatan kederisasi yang dilakukan baik tingkat dasar maupun tingkat menengah serta banyak melakukan rihlah ke pondok-pondok pesantren DDI di Sulawesi selatan.
v Di akhir periode 1993-1998, IMDI kembali menorehkasn reputassi dengan berhasilnya melakukna kongres bersama badan otonom DDI (IMDI,IP DDI, dan FADI) di pondok pesantren Kaballangan pirang, 1999 dibuka oleh ketua DPA republic Indonesia.
v Pasca kongres bersama tersebut, semua badan otonom DDI mengalami kondisi yang amat memprihatinkan karena cenderung passif dan sangat sedikit melakukan kegiatan. Kondisi ini berjalan sampai akhir periode kepengurusan dengan terlaksananya Kongres bersama IMDI dan IP DDI di kabupaten sidrap yang dihadiri oleh bapak Menko Polkam, hal ini didukung oleh usaha dan kerja keras panitia pelaksana.
v Kepengurusan baru IMDI sebagai hasil dari kongres VII telah disusun dan sementara dalma proses menata ulang organisasi setelah mengalami masa-masa suram pada periode sebelumnya.

BEBERAPA KONSEP PENGEMBANGAN IMDI

v Agenda masalah
§  Krisis kaderisasi
§  Konstitusi kelembagaan secara internal
§  Kondisi internal IMDI
v Langkah strategis untuk pemecahan masalah
§  Mengefektifkan kegiatan kaderisasi di tingkat pengurus Cabang IMDI ke bawah
§  Membenahi struktur kelembagaan organisasi, termasuk statute IMDI dalam jajaran DDI dan organisasi kepemudaan.
§  Menyusun sejumlah institusi kelembagaan yang belum selesai seperti juklat dan materi Dasar pengkaderan, dokumen historis IMDI, NDP-IMDI dan sebagainya untuk disalurkan kepada segenap pengurus IMDI di seluruh daerah definitif.
§  Mengusahakan terwujudnya usaha-usaha ekonomi pengembangan organisasi melalui program kemitraan di samping kegiatan rutin yangb menjadi keharusan bagi organisasi.
v Analilis Faktor Pendukung
§  Dokumen historis terlahirnya DDI yg dirintis oleh sejumlah ulama besar sul-sel.
§  Sejumlah besar pondok pesantren, madrasah dan sekolah tinggi DDI.
§  Kader IMDI yang nota bene telah banyak yang bekerja di instansi pemerintah dan swasta, serta banyak yang telah menyelesaikan program pendidikan S-2 dan S-3,.
§  Nilai Dasar Pengabdian IMDI yang berbasis pasa ajaran islam Ahlussunnah wal jamaah pada tataran ideal dalam bingkai konstitusi dan program kerja secara operasional. Di samping itu, nilai structural yang diwariskan oleh Almarhum Gurutta K.H.Abd. Rahman Ambo Dalle sebagai pendiri utama DDI, seperti nilai keiklasan, semangat pengabdian, kebersaan, dan kekeluargaan, sifat istiqamah dan sebagainya.
v Peran IMDI
§  Sebagai kader pemikir bagi DDI yang diharapkan lahir sebagai pemimpin hari esok.
§  IMDI adalah lapisan masyarakatilmiah yang diharapkan tampil lebih kritis, analik, argumentif, objektif, sistematiik, mandiri dan bertanggung jawab.
Sebagai kader IMDI, diharapkan mengambil peran efektif dalam kehidupan berbangsa, beragama dan masyarakat supaya betul-betul menjadi insan kader yang dibutuhkan di mana-mana dan tidak akan pernah kemana-mana.
v Umtuk direnungkan
§  DDI adalah rumah kita bersama, benahilah rumah kita sebelum anda beranjak membenahi rumah orang lain.
§  DDI adalah wadah pengadabdian bagi setiap alumni dan kadernya, dan otang yang mengabdi di DDI akan senatiasa menemukan “IRSYADnya” DDI, sebaliknya orang yang menghianati DDI tidak akan menemukan “berkahnya” DDI.
§  Kebesaran DDI hanya bisa kita capai jika dibangun dengan semangat kebersamaan dalam bingkai kekeluargaan.
§  Kebesaran IMDI adalah alamat kebesaran DDI hari esok.


Ingat kewajiban, tugas sucimu
Majulah terus IMDI…..

Muh Qasim Abu Bakar.